Bergulat dengan Lumpur, Tanam Mangrove Untuk Masa Depan

MangroverID - suarasurabaya.net| Hujan deras yang mengguyur Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya) memang masih menyisakan lumpur basah. Namun ternyata tidak mampu menyurutkan semangat peserta “Surabaya Peduli, Mari Menanam Mangrove, Pohon Keluarga untuk Masa Depan” yang didukung penuh oleh Sampoerna untuk Indonesia, Minggu (13/12).

Pengalaman seru diperoleh para peserta meski harus bergulat dengan lumpur becek. Mereka menancapkan satu per satu bibit mangrove jenis api-api ( Avicennia Alba) di lahan kosong.

Bibit mangrove dibagikan kepada peserta. Sebelum acara dimulai, mereka mendapat penjelasan dari Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Wonorejo dan Yayasan Pembelajaran Konservasi (Yapeka). Sambutan diberikan pihak penyelenggara yakni TRI RISMA HARINI Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya dan WAHYU WIDODO Direktur Usaha Suara Surabaya Media.

Sekita pukul 07.30 WIB, perjalanan pun dimulai. Menggunakan perahu motor, peserta diangkut menyusuri sungai menuju Pos Pantau Mangrove. Sesampai disana, mereka langsung diarahkan menuju lahan kosong yang telah disediakan.

Di lahan kosong itulah, para peserta menanam mangrove. Setiap bibit yang ditanam diberi label nama masing-masing sebagai bukti untuk generasi mendatang.

MUHAMMAD FAHMI satu diantara peserta mengaku kegiatan menanam mangrove ini seru. Ia pun tak merasa rugi mengajak keluarganya. Sekitar 30 bibit mangrove ditanam keluarga FAHMI.

“Seru, cukup menarik. Puas rasanya kesini. Sekalian mengenalkan anak-anak tentang mangrove,” kata FAHMI yang ditemui suarasurabaya.net, Minggu (13/12).

Meski baru pertama kali ke kawasan mangrove, namun FAHMI mengaku Pamurbaya belum terlalu lebat jika dibandingkan yang ada di Bali. Meski demikian, kata FAHMI, Surabaya menjadi lebih menarik dengan adanya kawasan konservasi hutan mangrove ini.

TRI RISMA HARINI Kepala Bappeko Surabaya mengatakan Surabaya Peduli Mangrove ini memang bertujuan untuk memperbanyak tanaman mangrove yang memang belum terlalu lebat di Pamurbaya.

Menanam mangrove merupakan kegiatan melindungi Surabaya yang berbiaya murah. Harga bibit mangrove berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 10.000 bergantung pada jenis. Kawasan tersebut berpotensi mencegah banjir sekaligus sebagai tempat berpijahnya ikan dan berkembangnya spesies burung.

“Kalau harus membangun waduk seperti di Belanda berapa biayanya. Tapi dengan hutan mangrove ini tidak hanya Surabaya yang dilindungi tapi juga sampai Mojokerto, Jombang,” kata RISMA.

Usai menanam mangrove, peserta kembali dimanjakan dengan disuguhkan kuliner khas hutan mangrove hasil budidaya tambak yakni banding lempung yang disajikan dengan kelapa muda. Tak lupa pula bazaar yang menawarkan batik dan sirup mangrove.(git)

Teks Foto :
1. Mari menanam mangrove.
2. Label sebagai tanda telah menanam mangrove untuk generasi mendatang.
Foto : GITA suarasurabaya.net

Sumber http://www.suarasurabaya.net

0 komentar:

Posting Komentar